Mengarah Asa Mengolah Rasa

Puisi dan Seni Merangkai Suasana

Daffa R Farandi
3 min readOct 23, 2023

https://www.youtube.com/shorts/caGVOLFRZxc

Coba tonton bentar, puisi dari joko pinurbo ini.

Dua pekan ini, aku lagi banyak nyoba bereksperimen dengan kata dan tiap hurufnya yang mana kalau kita pisah-pisah pasti maknanya akan hampa dan tak ada rasanya. Belajar dari Energibaikhariini, sebuah akun yang memberikan gambaran dunia dan rasa dalam diri manusia melalui lukisan atau ilustrasi yang kemudian dituangkan dalam sajak-sajak rumit yang mampu menembus pikiran dan perasaan. Memang adakalanya yang harus dituliskan itu bukan hanya yang muncul dalam pikiran, tapi juga apa yang muncul di hati dan perasaan. Ya walaupun nulis pake tangan juga melibatkan fikiran, sajak-sajak yang muncul dari para sastrawan justru banyak berdasar dari perasaan.

Beberapa kali membaca, ternyata boosting energi juga

Rasa itu beragam. Yang muncul dari momentum tertentu hingga ia menemukan titik temunya. Bisa juga yang muncul dari dialog dengan dirinya sampai ia bisa memahami perasaannya sendiri. Tentunya setelah telaten mengolah pengalaman dan suasana yang ia alami untuk menerka-nerka perasaan yang muncul disana. Kemudian ia tuliskan dalam kata-kata singkat. Kenapa justru bukan tulisan panjang? Karena satu kata itu memiliki banyak makna yang justru membuat seseorang bisa berekreasi rasa dan fikiran dengan satu itu. Bahkan bisa multitafsir kalau pembaca tidak tau jelas maksud puisi dan konteks penulis.

Ya jangankan manusia yang membuat tulisan bisa dibaca dan dipahami multitafsir. Bahkan Allah sekalipun, yang menurunkan Al-Quran, ketika manusia baca banyak ketidaksepakatan terkait penafsiran beberapa ayat. Bahkan bisa berbeda-beda dan bertentangan. Antara satu mufassir dengan mufassir yang lain. Padahal, logicnya sudah sesuai dengan aturan dasar ilmu tafsir. Apalagi tulisan manusia yang cuma ciptaan tuhan.

Tapi darisini, kita memahami kalau Allah pun menggunakan kata-kata yang efisien dalam menyampaikan pesan. Lantas, kenapa kita tidak coba mencontohnya dan menuangkan isi hati dan pikiran dalam sajak-sajak yang menjadi wahana rekreasi kita.

Melihat puisi itu kek seru aja karena seseorang bisa memberikan dampak besar (entah itu propaganda, romantika, motivasi, halusinasi, sampai angan-angan optimisme) dengan elegan. Satu hal lagi yang menarik adalah efisiensi usaha dengan membebankan banyak makna pada satu kata tadi. Adapula seni merangkai rasa dalam penyusunan dan ketika membaca hasil puisi. Bagaimana seseorang bisa mencoba berempati dengan suasana penulis dan rasa yang ia coba ingin sampaikan.

Satu kata berjuta makna, satu huruf bernilai n akan menghasilkan banyak makna pada katanya

Ga semua orang bisa mengolah rasanya menjadi suatu rangkaian yang padu. Makanya beberapa orang ada yang merasa hidupnya dikelilingi rasa ga enak, kebingungan, dan kesemrawutan itu jadi fenomena yang bener aja adanya. Pernah juga ketemu orang yang menurutnya hidupnya sedang dirasa tidak bermakna. Ada juga yang bilang hidupnya ga jelas. Kalau manusia dianugrahi kekuatan kesadaran yang kuat untuk mengidentifikasi perasaan dan merangkai langkah dari rasa yang ada mungkin manusia yang ngerasa kebingungan udh ga ada lagi.

Simpelnya, kalau dalam suatu momentum terasa sulit untuk diungkapkan dalam ucapan dan cerita. Coba rangkai tiap scenenya dengan satu kata yang mewakili lalu biarkan itu jadi semrawutan kata yang ada. Ibarat seperti kita membuat puzzle tapi kita mulai dari membuat kerangkanya, bukan membuat hasil akhir lalu dipecah ke berbagai rangkaian. Proses ini yang sebenernya menyenangkan karena kita akan mencoba menyamakan rasa dalam diri dengan rangkaian kata yang kemudian disusun.

Creating Puzzle, not Arrange It

Yaps, puisi jadi wahana tersendiri untuk yang fikirannya belum bisa menyusun banyak tulisan tapi membutuhkan wadah untuk perasaannya. Hati merupakan cerminan jiwa dan puisi adalah bahasa jiwa. Dalam puisi, emosi tertuangkan dengan aksara sampai diri bisa lebih tenang kalau bisa sampai pada level memahami rasa dan selanjutnya adalah menyusun asa konkrit dalam bentuk tindakan bukan?

--

--

Daffa R Farandi

Ketika hati menyeru dan terpancing menggerutu sedang lisan tak mampu mengungkapkan maumu, menulis akan membantumu