Henshin dan Mimpi Perubahan

Kita Bawa Perubahan

Daffa R Farandi
4 min readMay 6, 2024

Kalau bicara soal transformasi dan perubahan, aku sedikit teringat masa-masa SMP dimana bangku kelas 9 ku ditemani orang-orang yang punya jargon “Kita bawa perubahan” katanya. Sedikit terinspirasi dari tontonan di kelas ketika jam kosong. Kala itu ada yang iseng membawa film tokusatsu untuk ditonton bersama. Sedikit nostalgia di tahun 2004–2012 an dimana akhir pekan kita masih diwarnai oleh tayangan televisi dari kanal hiu terbang yang menyuguhkan berbagai macam kartun hasil naturalisasi dari jepang (kebanyakan).

Foto kamera hp zaman itu yang sangat burik

Memang kocak kelas ini, tv dari sekolah kalau tidak dipakai untuk konser chainsmokers, yaa menyaksikan ketidakjelasan dunia. Padahal, beberapa kawan di kelas sempat kontra dengan tayangan televisi pasca 2012an itu karena isinya sinetron dan adegan-adegan kurang mengedukasi. Sampai-sampai IG kelas kami merepost konten ini.

https://www.instagram.com/p/BIHefM5AHugtKFy1XUFRI4QE6M41sbGvqee4ss0/

Singkat cerita, kita punya jargon Henshin, kita bawa Perubahan karena akhiran huruf kelas kita adalah huruf “H” dan cukup relevan dengan jargon tadi. Lantas apakah perubahan memang benar benar berhasil dibawa oleh entitas di kelas ini.

Seminimal-minimalnya membawa perubahan pada diri sendiri sebagaimana diriku banyak belajar di rumah kepemimpinan yang memberikan cukup banyak value dan pembelajaran selama 21 bulan ke belakang.

Mari menjinakkan mimpi

Bermimpi

Hal paling mudah yang bisa banyak orang kerjakan, namun sebagian yang lain takut dan merasa lemah. Yang kata orang diraih dengan tidur semalam, padahal pada kenyataannya hanya bisa diraih dengan tidak tidur bermalam-malam. Aku belajar banyak hal soal menata mimpi yang banyak orang sepelekan padahal itu sangat penting. Kalau tidak penting, kita tidak akan menemukan disiplin ilmu knowledge management yang kini berkembang pesat termasuk di SBM ITB dan training terkait persiapan masa depan.

Maka di ruang ini, aku belajar untuk memimpin diri dan orang lain agar bisa mendaur banyak hal menjadi mimpi-mimpi. Bukan cuma memimpin akal, namun memimpin hati dalam konsistensi, memimpin mental dalam jatuh bangunnya, memimpin indra dalam pencariannya, memimpin nurani atas kerendahan hati dalam meminta bantuan dan membagikan yang bisa diberikan, serta memimpin banyak hal lainnya.

Ada pula funfact kalau salah satu kajian guru besar ITB dan menjadi satu divisi penting adalah divisi kajian ilmu masa depan. Satu divisi yang meneliti kemungkinan keilmuan yang akan muncul di masa depan nanti. So, tidak mungkin guru besar ini mengusahakan masa depan kalau mereka tidak memproyeksikan masa depannya dalam imaji yang mereka bentuk dalam pikir atau angannya.

Forum Guru Besar ITB

Disini aku cukup banyak belajar untuk memvisualisasikan masa depan yang nantinya bisa ditertawakan orang. Kalau kata beberapa senior, mimpimu belum besar sampai ditertawakan orang. Seperti halnya bapak elon dan mark yang menciptakan inovasi besar-besaran. Bukan hanya di level nasional tapi juga internasional. Untuk lebih lengkapnya terkait gaagasan ini, bisa mampir kesini ya teman-teman.

Komunitas Mimpi

Disini aku tidak bermimpi sendiri, tapi bermimpi bersama ratusan orang yang lain. Kadang ada satu momen dimana mimpi kita linear, segaris, atau layak dikolaborasikan. Kadang ada momen dimana mimpiku sudah direbut yang lain. Setidaknya, aku tidak bermimpi sendiri seperti banyaknya orang di luar sana yang mimpi ketika tidur, pasti mimpinya sendiri. Kejadian ketemu orang di dalam mimpinya itu hal yang berbeda :)

Kalau bermimpi sendiri dan ditertawakan karena angan yang ingin digapai begitu besar, apalagi mimpi bersama banyak orang dengan menciptakan banyak sekali mimpi. Dua mimpi yang disatukan saja sudah terlihat menakjubkan apalagi melihat puluhan mimpi bisa bergerak secara harmonis hingga mencapai realitas akhirnya.

Komunitas ini pun sebepanarnya hanya 21 bulan lamanya. Namun, pada masanya kita harus berpisah, kita akan berjalan masing-masing ataupun bersama dengan kolaborasi tadi. Sampai pada masa dimana kita bisa saling melihat mimpi-mimpi yang terealisasi satu persatu

Rame bener nih mana baju merah

Pendengar Mimpi

Senang rasanya kalau memang bisa dibimbing oleh orang khusus yang memang disaudarakan dan saling menjaga kepercayaan untuk saling mengembangkan diri. Beberapa founders memang menganjurkan untuk tidak menceritakan mimpi ke orang lain karena akan dicuri idenya, akan direndahkan, atau tidak akan digubris. Disini aku merasa mimpi dengan level apapun dihargai, perubahan seperti apapun dimaklumi, kesalahan dalam mimpi-pun mampu dibenahi.

Bukan cuma mendengar sebagai passive listener namun sebagai Active Listener. Berusaha menunjukan empati, dukungan, dan memberikan masukkan atas berbagai macam mimpi yang terlintas di benak pendengar. Bagi sebagian orang memang tidak mudah dan perlu dilatih. Terutama latihan merendahkan ego masing-masing.

Yang paling berkesan adalah ketika bisa mendengar bagaimana cerita memperjuangkan mimpi dari sang pendengar dan merefleksikannya terhadap perjuangan hidup kita. Membuat kita tidak merasa sendiri dalam jalannya, belajar pola yang benar dan salah, serta bersyukur karena tau hack-nya sebelum terperosot ke jurang gagal.

Ngobrol santuy tiap bulan begini w/ SPV

Terima kasih, jangan lupa idealisme masing-masing, dan idealisme yang kalian pelajari serta turuti..

--

--

Daffa R Farandi

Ketika hati menyeru dan terpancing menggerutu sedang lisan tak mampu mengungkapkan maumu, menulis akan membantumu